MSG Bisa Picu Obesitas?

Jangan lupa membaca artikel tentang bisnis di > Informasi bisnis terbaik 2020.

msg-micin-penyedap-doktersehat
Photo Source: epicurious.com

DokterSehat.Com– Monosodium glutamate (MSG) dikenal luas sebagai bahan penyedap yang digunakan di dapur-dapur masyarakat Indonesia. Dengan memakai MSG, rasa masakan pun akan menjadi lebih nikmat dan menggoda selera. Hanya saja, penyedap yang juga dikenal luas dengan sebutan micin ini sering dianggap sebagai penyebab dari berbagai macam masalah kesehatan. Salah satunya adalah kelebihan berat badan atau obesitas. Sebenarnya, apakah anggapan ini sesuai dengan fakta medis?

Dampak dari mengonsumsi MSG

Terdapat banyak sekali masalah kesehatan yang dianggap terkait dengan penggunaan MSG seperti diabetes, penyakit kardiovaskular, hingga kanker. Hanya saja, dampak-dampak ini masih menjadi perdebatan masyarakat. Hal yang berbeda terjadi pada anggapan bahwa MSG bisa menyebabkan obesitas. Secara logika, MSG memang bisa menjadi pencetus kenaikan berat badan.

Hal ini disebabkan oleh kemampuan MSG dalam membuat rasa masakan menjadi lebih lezat. Hal ini tentu akan membuat nafsu makan kita meningkat dan akhirnya membuat kita makan dengan porsi lebih banyak atau frekuensi yang lebih sering.

Hanya saja, pakar kesehatan juga menyebut efek lain dari MSG bagi makanan, yakni bisa membuat kita menjadi lebih cepat kenyang. Asalkan kita tidak makan dengan pengalihan seperti makan sambil menonton televisi atau ngobrol dengan keluarga atau teman-teman, maka perut biasanya akan cepat merasakan sinyal kenyang dan akhirnya membuat kita makan dengan porsi yang wajar sehingga tidak akan mudah menaikkan berat badan.

Apakah MSG memang bisa meningkatkan berat badan?

Pakar kesehatan menyebutkan bahwa meskipun bisa saja terkait dengan kondisi obesitas, MSG tidak bisa dijadikan penyebab utama dari masalah kesehatan ini. Hal ini disebabkan oleh ada banyak sekali faktor yang bisa menjadi pemicu obesitas seperti usia, kebiasaan kurang gerak, pola makan yang tidak sehat, hobi ngemil, atau bahkan kurang tidur. Karena alasan inilah, alih-alih menyalahkan MSG, kita sebaiknya mengganti gaya hidup menjadi lebih sehat jika memang ingin menjaga berat badan tetap ideal.

Mitos tentang MSG yang berbahaya

Selain anggapan bahwa MSG bisa memicu kenaikan berat badan, ada juga anggapan yang menyebutkan bahwa MSG berbahaya untuk dikonsumsi. Pakar kesehatan dari badan Pengawas Obat dan Makanan Drs. Tepy Usia, Apt, MPhil, PhD pun membantah anggapan ini dengan cara menyebutkan kandungan dari MSG.

Sebagai informasi, MSG ternyata dibuat dari fermentasi bakteri pada molases. Hasil fermentasi ini adalah kristal berwarna keputihan dengan bentuk yang mirip garam. MSG mampu membuat makanan memiliki sensasi rasa yang sedap.

Selain BPOM, telah banyak penelitian yang dilakukan di berbagai negara dan organisasi seperti WHO, European Community’s Scientific for Food, serta Asosiasi dokter Amerika Serikat yang menghasilkan fakta bahwa MSG aman untuk dikonsumsi. Bahkan, BPOM menyebut MSG masuk dalam golongan Bahan Tambahan Pangan yang telah dipastikan keamanannya dan telah mendapatkan patokan konsumsi harian yang aman setiap hari.

Melihat adanya fakta ini, bisa dipastikan bahwa MSG aman untuk dikonsumsi meskipun tentu saja kita harus mengonsumsinya dalam jumlah yang aman, bukannya berlebihan karena berbahaya.

Pakar kesehatan yang berasal dari RSPAD Gatot Subroto dr. Fiastuti Witjaksono, SpGK menyebut micin layak untuk dikonsumsi, namun kita memang harus mewaspadai adanya kandungan natrium dan sodium yang tinggi di dalamnya. Jika kita mengonsumsinya dengan berlebihan, maka kandungan ini bisa menyebabkan datangnya hipertensi.

Batasan mengonsumsi MSG

Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat menyarankan kita untuk membatasi konsumsi MSG sekitar 30 mg saja untuk setiap berat badan. Hal ini berarti, jika kita memiliki berat badan 50 kg, maka asupan MSG maksimal adalah 1,5 gram saja setiap hari demi mencegah datangnya masalah kesehatan.



Selain sebagai media informasi kesehatan, kami juga berbagi artikel terkait bisnis.