Penyebab Roti Putih Dianggap Tidak Sehat

Jangan lupa membaca artikel tentang bisnis di > Informasi bisnis terbaik 2020.

roti-tawar-doktersehat
Photo source: Flickr/Rebecca Siegel

DokterSehat.Com– Roti putih bisa dengan mudah ditemukan di pasar swalayan terdekat. Roti ini bahkan sering kita jadikan camilan meskipun sebenarnya lebih baik untuk dikonsumsi sebagai bagian dari makan besar. Hanya saja, dibalik kelezatan dari roti putih ini, pakar kesehatan menyarankan kita untuk tidak mengonsumsinya dengan berlebihan karena bisa berbahaya bagi tubuh kita. Sebenarnya, apa alasan dari rekomendasi pakar kesehatan ini?

Kandungan di dalam roti putih

Roti tawar atau roti putih dibuat dari bahan dasar tepung terigu. Di dalam setiap lembarnya, terdapat 80 kalori, 1 gr lemak, dan 15 gr karbohidrat. Sayangnya, tidak ada nutrisi lain yang ditawarkan dari roti ini. Hal ini tentu sangat berbeda dengan roti gandum yang menawarkan vitamin dan nutrisi menyehatkan lainnya.

Alasan mengapa roti putih dianggap tidak sehat

Selain kandungan nutrisi yang tidak banyak, roti putih juga dianggap sebagai penyebab datangnya masalah kesehatan jika terlalu sering untuk dikonsumsi. Apalagi dengan fakta bahwa kita cenderung makan roti sebagai camilan di sela-sela waktu makan.

Berikut adalah alasan mengapa kita sebaiknya tidak sering mengonsumsi roti putih.

  1. Minim nutrisi dan bisa menaikkan berat badan

Tepung terigu yang dijadikan bahan utama roti putih sebenarnya juga dibuat dari biji-bijian. Hanya saja, banyak lapisan dari biji-bijian ini yang dibuang dan akhirnya membuat kandungan serat dan proteinnya menghilang. Memang, banyak produsen roti yang menambahkan vitamin dan zat besi dalam roti putih, namun kita tidak akan mendapatkan nutrisi serat atau protein dengan cukup.

Kandungan kalori dan karbohidrat di dalam roti putih yang tinggi juga akan membuat kita lebih rentan mengalami kenaikan berat badan, apalagi jika kita termasuk dalam orang yang tidak begitu aktif. Kandungan gula ini hanya akan diubah menjadi tumpukan lemak. Karena minim serat, setelah makan roti putih kita juga akan cenderung lebih cepat lapar dan akhirnya memakannya lagi. Hal ini akan membuat asupan kalori berlebihan dan akhirnya menyebabkan kenaikan risiko obesitas.

  1. Meningkatkan kadar gula darah

Kandungan gula yang tinggi di dalam roti putih tak hanya menyebabkan kenaikan berat badan, melainkan juga menyebabkan kenaikan kadar gula darah. Ditambah dengan rendahnya serat dan protein, maka kandungan gula ini cenderung sangat cepat diserap oleh tubuh. Kondisi kadar gula darah yang tinggi ini bisa merusak sensitivitas insulin di dalam tubuh. Jika sampai kondisi ini terus terjadi, maka risiko untuk terkena diabetes tipe 2 pun meningkat.

  1. Adanya kemungkinan memakai zat pemutih

Memang, tidak semua produsen roti menggunakan zat pemutih untuk membuat roti tawarnya menjadi lebih cerah, namun ada produsen yang memakai bahan pemutih seperti kalium bromate atau azodicarbonamide. Bahan-bahan kimia ini ternyata sudah dilarang penggunaannya di berbagai negara karena dianggap bisa memicu masalah kesehatan. Karena alasan inilah kita harus selalu mengecek label kemasan roti dan memastikan bahwa bahan-bahan tersebut tidak ada di dalam roti yang akan kita beli.

  1. Tidak baik bagi suasana hati

Sebuah penelitian terbaru menghasilkan fakta bahwa mengonsumsi roti putih yang memiliki kandungan karbohidrat rafinasi terkait dengan gangguan suasana hati, tubuh yang kelelahan, hingga gejala depresi. Indeks glikemik roti putih yang cenderung tinggi juga bisa menyebabkan gejala-gejala tersebut sehingga sebaiknya memang tidak terlalu sering dikonsumsi.

  1. Tinggi sodium

Beberapa jenis roti tawar ternyata memiliki 200 mg sodium di setiap helainya. Padahal, asupan sodium harian kita dibatasi sekitar 1.800 mg saja setiap hari. Selalu cek kadar sodium roti putih ini di label kemasannya.

Pakar kesehatan menyarankan kita untuk mengonsumsi roti gandum utuh yang jauh lebih sehat dibandingkan dengan roti putih. Jika memang kita ingin makan roti putih, pastikan untuk tidak berlebihan.



Selain sebagai media informasi kesehatan, kami juga berbagi artikel terkait bisnis.